Pages

Senin, 22 Desember 2014

Hari Ibu Desember 2014

Selamat Hari Ibu, Ibu Pertiwi. Masihkah engkau bersusah hati disana? atau engkau sekarang sedang bangga melihat anak-anakmu mulai tumbuh menjadi pribadi yang tangguh dengan segala romantika dan dinamika perjalanan yang telah anakmu alami.

Teringat saat itu Ibu Pertiwi mengajarkan tentang arti sebuah kebaikan dan kecintaan. Katanya Kasihilah Tuhanmu dengan segenap hatimu,dengan segenap jiwamu, dan segenap akal budimu. Berbuat baiklah kepada sesamu seperti Tuhan berbuat baik kepadamu". (131214)

Kini anakmu telah mengenal dirinya, dengan begitu anakmu telah mengenal Tuhannya. Anakmu telah berupaya seoptimal mungkin agar apa yang telah ia dapat, bisa dimanfaatkan sebagaimana wajarnya, agar anakmu selalu dekat dan tidak jauh dari sistem perputaran roda waktu. Agar apa yang dicintai (baca: nafs) bisa dirahmati oleh Sang Pencipta. Anakmu telah mengalami 2 jalan yaitu jalan kesesatan dan jalan kebenaran. Dari situ anakmu bisa belajar, bisa mengambil pelajaran tentang apa yang telah dialaminya.

Ibu, Ibu Pertiwi berilah restu agar anak-anakmu ini bisa mencontoh engkau sebagai tauladan. Karena engkaulah wakil Tuhan di bumi ini untuk terus menerangi anak-anakmu dengan lilin pelita yang selalu terang. Ku tahu engkau tak pernah lelah mendidik, mengayomi anak-anakmu dengan segala kesabaran yang engkau perlihatkan.


@ruangcarisignal

Kamis, 18 Desember 2014

Tradisi yang berlawanan dengan logika

Pulau yang memiliki banyak budaya, dan alam yang begitu mempesona mata.


Hampir dua tahun setelah menempati pulau ini, banyak hal yang membuat aku geleng-geleng kepala melihat pola perilaku masyarakat yang katanya sudah berpancasila ini. Bagaimana aku tidak geleng-geleng saat melihat segala sesuatu yang baik dan buruk bisa mereka lakukan di waktu yang sama tanpa terlihat ada rasa malu, sungkan terhadap orang yang lain yang bukan dari suku mereka.
Yang kita tahu tradisi adalah kebiasaan yang turun menurun dari leluhur mereka untuk diwariskan dan dilestarikan, namun pertanyaannya begini. Ketika tradisi itu tidak sejalan dengan logika, apakah kita akan terus melestarikan tradisi tersebut? Apakah kita akan berdiam diri melihat hal itu terus terjadi di depan mata kita?

Hukum Negara VS Hukum Adat
Di Negara yang katanya Negara hukum ini, banyak dilihatkan oleh Tuhan tentang adanya hukum dibuat untuk dilanggar bukan untuk ditaati. Hukum Negara tidak merata ke semua daerah yang ada. Keputusan pimpinan pusat tidak berlaku rata kesemua daerah, tidak satu suara pimpinan.
Hukum adat merupakan hukum atau peraturan yang dibuat oleh adat setempat untuk ditaati oleh seluruh masyarakat yang hidup dalam ruang lingkup adat tersebut. Siapa yang melanggar, akan mendapat konsekuensi dari apa yang diperbuat.
Kalau bicara versus di pulau yang katanya banyak dewa ini, hukum adat lebih dominan menang ketimbang hukum Negara. Karena jiwa adat mereka lebih kuat dan lebih banyak pendukungnya. Langsung saja ke contoh kasusnya yaa . .

Sabung ayam 
Bukan hanya di tempat asalku, bahkan banyak di daerah lain yang melihat dan beranggapan kalau sabung ayam itu termasuk kegiatan tercela yaitu judi yang jelas-jelas melanggar dari hukum Negara. Namun sekali lagi, hukum Negara kalah disini.
Mereka terbiasa berkumpul di wantilan atau tempat khusus diadakannya sabung ayam. Banyak mobil mewah yang parkir dan cukup memacetkan jalan. Tradisi ini sudah biasa dilihat. Tua, muda, laki, perempuan tumpah ruah untuk saling menjagokan ayam idolanya. Ratusan juta melayang di tradisi ini wajar banget. Yang tidak wajar adalah kepolisian yang menjadi penegak hukum di Negara ini malah berdiam diri dan seakan menjaga ketertiban dan keamanan berjalannya tradisi sabung ayam ini. Sabar yaa ayam ayamm . .

Cium bibir
Dengan dalih melestarikan budaya leluhur yang sudah ada sejak ratusan tahun, para pemuda pemudi ini akan rela memberikan bibirnya untuk dikecup oleh orang yang tidak mereka kenal betul secara bergantian. Tradisi ini dikenal dengan nama  Omed-omedan yang dilakukan sehari setelah hari raya nyepi. Tradisi ini memiliki tujuan untuk melestarikan tradisi leluhur yang katanya untuk memohon keselamatan dan kesehatan bagi peserta dan penolakan bala bagi desa mereka.

Original atau Duplikasi
Dari kebiasaan menjadi tradisi dan ujung-ujungnya menjadi sebuah budaya. Pulau ini sudah memliki budaya yang sangat diakui oleh dunia. Mulai budaya pakaian tradisional, tarian yang mendunia, bahkan keseniannya yang mulai dilirik oleh Negara-negara asing. Namun, disaat banyak yang melirik, para penerus ini dengan mudahnya terpengaruh oleh budaya asing. Maklum banyak orang bule yang masuk ke pulau mereka. Dari pakaian saja mereka sudah terlihat menduplikasi pakaian dari para pelancong, gaya bahasa mereka yang kebule-bulean, berbahasa asing mah boleh-boleh saja asal tau tempat, pulau mereka seperti kota metropolitan Amerika, minuman keras ada dimana-mana, pakaian terbuka yang memperlihatkan bentuk molek tubuh seakan menjadikan mereka bangga dengan gaya asing itu, padahal mereka punya budaya yang lebih bagus nan sopan.
Sehingga pergaulan bebas menjadi hal biasa yang sehingga kalian tidak perlu geleng-geleng dengan hal ini.

Married by accidents
Hal ini jelas terjadi karena pergaulan yang terlalu membebaskan mereka memilih teman bermain ranjang. Kenapa aku bilang begitu? Kalau kalian tinggal di kost-kostan kalian akan risih melihat tetangga kaliand dengan seenaknya gonta-ganti pasangan tiap minggunya. Hal ini akan menyebabkan mereka hamil duluan sebelum resmi menikah. Ada salah satu statement dari gadis di pulai ini “hamil duluan itu lebih mengirit biasa pernikahan, karena acara adat yang lama dan mahal akan terjadi lebih cepat dan sedikit murah apabila hamil duluan”. Sekali lagi, aku geleng-geleng.

Sebagai manusia yang mempunyai akal pikir yang jernih, bisa dong melihat dan menganalisa mana yang salah dan benar. Kalau bicara mana yang benar, jelasnya yang berasal dari suri tauladan yang datang datangnya dari Sang Hyang Widi Wasa Tuhan Semesta Alam. Padahal pulau ini memiliki tradisi yang lebih patut untuk dilestarikan, yaitu Tri Kaya Parisuda yaitu, segala fikir, kata, dan perbuatan harus sesuai selaras dengan maunya Dia. Namun sayang sekali lagi hal itu hanya terucap dalam dua bibir mereka tanpa adanya aktualisasi yang nyata.

Wajarnya, kita bisa lebih aktif memilih dan memilah diantara banyaknya tradisi yang ada, manakah yang sesuai dengan kehendak dan rencana Dia dalam mewujudkan kasih dan sayangNya untuk umatNya. Jangan hanya jadi generasi PENERUS yang bisanya ngikut arus saja, tapi jadilah generasi PELURUS yang turut serta dalam meluruskan setiap hal yang berbelok dari rel yang seharusnya. 

Sabtu, 20 September 2014

Nikah Muda, Siapa Takut !!!

Nikah muda, siapa takut !

Masa muda adalah masa yang paling indah, karena di masa itu kita bebas melakukan apa saja menurut kemauan kita. Kata itu yang masih saya ingat dari mulut beberapa teman-teman SMA dan teman kerja saya. Mereka sangat bebas dalam segala hal. Mulai dari free smoking, free drugs, sampai free sex. Yaahh itulah beberapa hal yang terlalu bebas yang telah dilakukan oleh teman-teman saya.

Bebas itu ada ketentuannya, tidak bebas seenak kelakuan kita. Negara kita saja negara hukum, so pasti banyak aturan dalam setiap lini. Semua itu tergantung pribadi kita dalam menyikapi semua aturan yang ada. Meskipun tidak semua aturan itu sesuai logika, baik aturan dari masyarakat, maupun dari negara. Yang pasti kita sebagai warga yang baik harus selalu patuh terhadap hukum positif.

Karena terlalu bebas, anak muda paling malas kalau diajak berfikir jauh ke depan. Apalagi masalah pernikahan. Mengapa demikian? itu semua karena mereka beranggapan bahwa urusan nikah itu nanti kalau mereka sudah menginjak usia tidak muda lagi. Nikah muda itu udik, terlalu kuno, nggak cocok bagi anak muda jaman sekarang. Itulah beribu alasan yang mereka lontarkan. Pada saatnya mereka akan kemakan omongannya, kok bisa? Anak muda yang bebas kebanyakan juga akan mengalami nikah muda. Sok tau? Coba bayangkan kalau mereka melakukan free sex, so apa yang terjadi? Ha*il kan? ujung-ujungnya apa, mereka ke pelaminan juga untuk menutupi kalau mereka sudah ha*il.

Anak muda sekarang, harus bisa membawa diri. Harus bisa membentengi diri dengan Iman keyakinan. Karena kalau mereka mempunyai benteng iman yang kuat mereka tidak akan dengan mudahnya melakukan segala sesuatu yang bebas. Mereka akan lebih memikirkan segala sesuatu yang mereka katakan dan mereka perbuat. So, buka mata fikir kalian. Kembalilah ke jalan Tuhan. Karena hanya pada Dialah tempat kita kembali, dan hanya Dialah yang membuat kita berada disini untuk tetap mengabdi padaNya.

Mengenai Nikah Muda, saya mendapat pencerahan dari nenek saya. Di masa nenek saya, nikah muda itu sudah hal biasa. Orangtua nenek saya sangat peduli dengan anak-anaknya, saking pedulinya mereka sangat menentukan bibit, bebet, dan bobot dari calon anaknya. Tidak ada istilah pacaran, tunangan atau apalah pengikat sebelum nikah. Yang penting kalau anak putri mereka sudah dewasa dia sudah harus nikah. Dewasanya jaman nenek saya itu 16 tahun. Beda banget sama dewasa jaman sekarang.

Banyak yang beranggapan kalau nikah muda itu akan dapat banyak masalah apalagi mendapat penyakit dari rahim. Nenek saya sampai sebelum akhir hayatnya, tidak pernah mengalami penyakit-penyakit tersebut (baca : kanker serviks) malah nenek saya berhasil melahikan anak-anaknya secara normal sebanyak 7 anak. Selama kita percaya hanya Tuhanlah pemilik segala sesuatu di muka bumi ini, maka kita akan percaya kalau penyakit yang kita takuti pasti ada penyebab dan jalan keluarnya.

Nenek saya tidak takut dengan banyak anak, tidak seperti anak muda saat ini. Embel-embel pemerintah yang bilang 2 anak cukup yang sudah memasuki otak masyarakat kita. Sekarang logikanya gini, kalau kita K* sama saja kita membunuh jutaan sperma di rahim. Apakah kita mau menolak pemberian mulia dari Tuhan? Jadi nikmati pemberian Tuhan. Setiap anak mempunyai rejeki masing-masing kok.

Satu yang sangat membuat saya kagum pada nenek saya. Waktu itu nenek saya berusia 16 tahun dan menikah dengan pria yang berusia 60 tahun yang sudah beristri. Saya terus bertanya, kenapa nenek saya mau nikah dengan pria tersebut? Jawabannya sangat simple "Tuhan telah memberi kepercayaan pada pria tersebut untuk menikahi nenek, dan nenek hargai kepercayaan tersebut" tanpa bertanya kembali aku langsung terpukau dengan jawaban nenek. "Toh, Kakek kamu sangat arif dalam menyikapi segala hal, kamu pernah merasakan kearifannya Kakek kan?" memang benar saat jodoh kita sudah didepan mata, kita bisa menolak hal itu.

Kakek saya bukan pejahat kelam*n yang suka menikah lebih dari satu wanita. Kakek saya bukan pria hidung belang yang suka memainkan hasratnya demi sebuah kata s*x seperti pria hidung belang di luar sana. Banyak pelajaran yang saya dapat dari Nenek dan Kakek. Satu jawaban yang bikin saya terenyuh. Kakek menikahi Nenek karena nenek adalah wanita terbaik dari banyaknya wanita yang ada disekitar Kakek. Nenek adalah wanita anggun dengan segala keberaniannya. Dan karena Kakek adalah seorang yang sangat dihormati di eranya, dan perlu pengamanan lebih. Setelah mendapatkan sebuah jawaban dari sekitarnya, Kakek memperistri Nenek yang merupakan anak dari seorang ajudan yang hebat di era tersebut.

Nenek menjadi wanita pilihan diantara wanita yang ada saat itu, Kakek tidak sembarangan memilih. Karena Kakek membutuhkan banyak generasi penerusnya kelak, Kakek melihat hal itu ada di Nenek. Dengan usia yang sudah matang, Nenek pasti bisa memberikan generasi penerus yang sangat membanggakan. Meskipun dalam perjalanannya, Nenek harus lebih bisa memantaskan diri. Karena, istri pertama Kakek adalah orang yang sangat berpendidikan, yang telah melahirkan gebrakan-gebrakan baru dalam hal pendidikan.

Sungguh, saya kagum dengan Kakek, Nenek dan Nenek saya yang satunya. Beliau-beliau adalah sumber inspirasi saya. Pengalaman hidup mereka yang membuat saya tegar dalam menjalani hidup ini. Nasehat beliau yang mampu membuat saya terus berjalan sesuai kehendak dari Tuhan. Dan karena beliau semua saya siap untuk mengatakan, “Nikah muda, siapa takut!”


                                                                                                @for MC thanks, you make me inspired you.

Sabtu, 06 September 2014

Belajar dari Pohon

Belajar dari Pohon

Pohon merupakan salah satu makhluk ciptaan Tuhan yang masuk dalam kaategori tanaman. Pohon merupakan salah satu tumbuhan yang banyak membantu manusia dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari sumber oksigen sebagai bahan bernafas manusia, dan hewan. Pohon terdiri dari akar, batang, dan buah. Semua elemen pohon sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup manusia. Tapi, sadarkah kalian kalau ternyata pohon memiliki nilai filosofi yang tentunya erat hubungannya bagi kehidupan manusia, dahulu kini dan masa depan.

Akar > Faktor utama bagi tumbuhnya pohon. Dari akan menghasilkan batang, dan buah. Akar memiliki fungsi sebagai menyimpan cadangan makanan, menyerap air dan garam mineral terlarut, penyokong tubuh tumbuhan pada tanah. Pelajaran yang bisa kita ambil dari akar adalah bahwa baik buruknya orang/keluarga/masyarakat/Negara itu semua tergantung dari akar atau falsafah hidup setiap orang/keluarga/masyarakat/Negara. Jadi intinya adalah kita harus benar-benar tahu apa falsafah/ideology kita agar dalam berjalan tahu mau kemana kita nantinya. Jaga betul ideology kita, jangan sampai termakan/terampas/terbuang begitu saja tanpa adanya penjagaan dari diri kita.

Batang > sebagai penyokong dan memperkokoh berdirinya tumbuhan di tempat hidupnya. Pelajarannya adalah dalam perjalanan hidup ini kita memiliki penyokong dari akar yaitu ideology itu yaitu penjabaran akan ideology itu. ideology setiap orang/keluarga/masyarakat/Negara pasti beragama makanya diperlukan penjabaran.

Buah > berfungsi sebagai organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan melindungi biji. Pelajarannya adalah setelah kita memiliki dasar ideology yang kuat, dan memiliki penjabaran akan ideology tersebut pastinya kita akan memiliki buah atau hasil dari kinerja kita.

Dari akar, batang dan buah. Kita dapat mengambil pelajaran berharga dari alam. Mengapa kita harus belajar dari alam? Salah satu ciptaan TYME adalah alam semesta. Alam semesta adalah kompenen luar biasa dalam penciptaan. Alam semesta itu sudah tunduk patuh dalam system ajaran Tuhan tanpa pernah melanggar sedikitpun dalam tatanan surya. Apa yang ada dalam alam sudah ada dalam kitab ajaran TYME, salah satunya tadi tentang belajar dari pohon yang tertulis sebagai berikut.

Q.S. Ibrahim [14]:24-27: “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana ALLAH telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin TUHAN-nya. ALLAH membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun. ALLAH meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat.”

Semoga kita semua bisa mengambil pelajaran dari semua yang diajarkan oleh TYME.



Pernikahan beda agama

Pernikahan beda agama

Setelah banyaknya hal yang mendiskriminasikan orang bawah, dan lebih menghormati orang berduit. Sekarang agama yang jadi perdebatan, khususnya dalam hal pernikahan. Dari pihak putih mengatakan bahwa kalau menikah bukan dengan sesama agamanya sama dengan berzina. Sedangkan dari pihak hitam mengatakan tidak ada peraturan mengenai hal itu, tidak sama agama tidak menjadi halangan untuk menikah.

Semua itu tergantung pandangan masing-masing yangmenilai dan menjalankan. Kalau kita lebih berpandangan jauh tanpa skeptic dengan satu hal maka sebenarnya kita lebih terbuka pemikiran kita tanpa menghilangkan perbedaan. Bukankah pelangi itu indah meskipun banyak warna yang menghiasinya. Setidaknya dengan perbedaan itu mereka lebih memahami akan makna pernikahan yang menjadi sesuatu yang beda itu terikat dalam satu pernikahan.

Bukan hanya itu permasalahannya, agama menjadi salah satu penyebabnya. Setiap agama punya pandangan tersendiri? Kira-kira mana yang benar guys? Mari kita cari tahu dulu apa sih makna dari agama itu?. secara bahasa agama itu terdiri dari 2 suku kata yaitu a dan gama. A adalah tidak, sedangkan Gama adalah tidak berpecah belah. Agama itu dari mana sih guys? Apakah Tuhan memiliki agama? Atau agama itu bikinan manusia sendiri?

Semua makhluk di alam semesta ini merupakan ciptaan dari Tuhan Yang Maha Esa. Dalam mencipta Tuhan memiliki aturan, system untuk mengatur ciptaanNya. Coba kita lihat rotasi bumi, pernahkan mereka melanggar aturan dari rotasi bumi sedikit pun? Pernahkah kalian melihat siang dan malam? Kalau kita perhatikan itu semua ada system yang mengatur, tidak mungkin mereka bekerja tanpa adanya aturan atau perintah. Terus apa hubungannya dengan agama? Aturan atau system hukum itu disebut dengan dien. Namun kebanyakan orang khususnya si putih menyebutnya dengan agama atau kepercayaan menurut mereka.

Aslinya manusia tidak perlu bngung-bingung membikin aturan menurut kacamata mereka. Yang perlu mereka lakukan adalah menjalan system aturan, menurut aturan Tuhan Yang Maha Esa. Toh agama-agama yang ada saat ini adalah bikinan manusia sendiri dengan hukum yang mengikat adalaha buatan manusia sendiri. So, bukankah kodrat dari manusia adalah diciptakan secara berpasangan. Kalau itu sudah kodrat seharusnya para putih dan hitam tidak perlu terlalu memusingkan apa yang harus dilakukan. Apakah harus menikah dengan sesama agama, ataukah harus berbeda agama.


Ingat, apa yang sudah dipersatukan oleh manusia tidak bisa dipisahkan oleh 
manusia. Negara hanya mengatur undang-undang pada waktu nihak di hari H tersebut. Yang menjadi krusial adalah tantangan setelah menjalani pernikahan tersebut. Banyak tantangan, ujian, suka, duka yang dihadapai dan itu adalah keindahan dari pernikah baik beda ataupun sama. Dengan adanya perbedaan itu keluarga akan belajar cara meredam eg masing-masing dan saling menghargai antar sesama. Ingatlah bahwa Tuhan itu satu. Bhinneka Tunggal Ika Tan Hama Darma Mangrua. Berbeda-beda tetapi tetap satu, tidak ada kebenaran yang mendua. Kebenaran yang hanya datang dari Tuan Semesta Alam, Tuhan yang Maha Esa. 

Selasa, 02 September 2014

Satu September Dua Ribu Empat Belas


Satu September Dua Ribu Empat Belas

Menikmati hidangan dari langit
Saat sang surya mulai tenggelam
Dihiasi gemilang bintang menyinari malam
Sebagai pertanda bahwa malam telah datang
Dengan penuh kesadaran sambil kontemplasi
Betapa hidup dan kehidupan ini begitu berwarna
Bahkan seringkali menyinari malam
Teringat bahwa malam ini akhir sebuah masa
Dimana remaja tergantikan oleh dewasa
Dengan perubahan dalam tubuh
Diiringi software pendukungnya
Untuk menyambut awal masa puluhan dua
Masa yang terbilang matang
Dimana amanah harus lebih dimaksimalkan
Lebih terintregitas dalam perjalanan
Makin banyak menghasilkan karya
Puluhan dua angka yang matang
Semoga lebih cantik, lebih dewasa
Segera menyempurnakan pengabdian
Agar segera dipertemukan dengan pasangan

*beberapa ucapan selamat saat berusia 20tahun.


Senin, 21 Juli 2014

Just Look From Other Side part II

Tidak ada permasalahan yang tidak bisa terselesaikan, yang ada adalah kita sendiri yang merasa kalau permasalahan kita belum terselesaikan. Jawabannya simple banget just look from other side. Buka mata kamu, gunakan akal fikir kamu dan lakukan segera perbuatan yang problem solving karena hanya itu yang bisa menyelesaikan masalah.

Jangan pernah sekali-kali kamu memutuskan perkara disaat kamu dalam emosi yang tinggi, jangan sesekali kamu mengambil tindakan ceroboh saat syetan memenuhi akal fikiran kamu, karena apa? karena hasil keputusan kamu tidak akan menghasilkan keputusan yang baik, yang ada kamu hanya akan menambah masalah.

So, don't be afraid with problem karena itu tantangan dari Tuhan bagi kaumnya. Itu adalah ujian dari sang pencipta untuk hambanya yang kuat. Itu penghargaan untuk hambanya yang sudah berhasil memangkas ego dari dalam jiwanya, yang mampu mengusir sifat syaitan dalam dirinya,, yang mampu melihat permasalahan sebagai emas, yang penting itu yang mampu mengikis dan menghapus semua permasalahan dengan kerja nyata. Kerja nyata sebagai pengakuan akan berhasilnya mengalahkan diri sendiri.

Sekali lagi selamat karena telah melihat permasalahan sebagai Emas. Puji Tuhan Semesta Alam karena engkau masih memberikanku malaikat-malaikat penolong jiwa yang lemah, sehingga membuat kekuatan baru dalam menaungi perjalanan hidup ini.

Minggu, 13 Juli 2014

"Don't judge the book from the cover"

Masih ingatkah dengan pepatah yang mengatakan, "don't judge the book from the cover". Yupz, di dunia yang hanya sementara ini banyak sekali orang yang menilai seseorang hanya dari covernya saja tanpa memperdulikan nilai from the inside. I don't know why mereka masih seperti itu meskipun mereka sudah dewasa, sudah berkemanusiaan tapi masih tetap seperti itu.

"Kutu diseberang pulau nampak, gajah di depan mata tidak nampak". Sebagai manusia yang terlahir sebagai makhluk sosial memang kita diwajibkan untuk saling membantu antar sesama. Namun saat kamu aware sama orang yang diseberang pulau, daripada yang didepan mata, pantaskah itu??

"Anak kemarin yang masih bau kencur" kata itu yang sering aku terima. Tak tahu kenapa aku sering ciut nyali saat harus menghadapinya sendiri. I miss U Friends yang selalu membakarku.

Tuhan itu maha adil, Dia tidak akan menguji manusia diluar batas kemampuan manusia. Ujian yang didapat manusia adalah sebagai bahan apakah manusia ini tetap konsis atau akan menjauh dari sistem. Mau naik kelas saja pakai ujian, berati setiap manusia itu mengalami ujian, baik secara fisik, dan mental.

Kita harus kuat dengan semua itu, kita harus mampu menghadapinya. Ibarat kita berada didalam kapal yang berusaha melawan badai yang menerjang. Kapal sebagai rumah kita yang harus kita jaga agar tidak mudah tercampur polusi-polusi yang akan membuat kita termakan oleh virusnya.


Senin, 23 Juni 2014

Pantai Masceti

Pantai Masceti berada di Desa Medahan, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar - Bali. Pantai ini adalah yang pertama aku injak saat aku di Bali. Yahh ombaknya yang besar bergulung-gulung, anginnya yang sangat kencang membuat saya terpesona dengan pantai ini. Ditambah lagi suasana pantai yang masih alami, ehhhmm indah banget ciptaan Tuhan. Selain Pantainya yang indah, penduduknya juga rama-rama lhooo. . . mulai Pak Gundul (penjaga parkir), Bu Agung (penjual tipat), bung Sugata (juru kunci pantai Masceti), Bu Jero (yang pintar ngeramal) dan para ibu, bapak pencari batu disekitar pantai.

Kenapa aku, sangat kenal dengan warga setempat? karena aku sering singgah di kantor kesekretariatan yang ada persis di area pantai. Yahh, kantor ini tempatku belajar dan mengajar. Kantor ini seperti rumah keduaku lahh, . 


Aku juga sering mencari inspirasi di pantai, bahkan sering menulis di pantai. Pernah juga aku membuang semua diary kisahku tentang dia di pantai ini, hahah lucu sekali. Aku juga pernah ketemu bule yang menyadarkan aku tentang betapa indahnya perjuangan, apalaagi berjuang dalam hobby yang kita suka (thanks sir, how are you today?), aku juga bertemu ibu Jero yang sempat meramalku (ramalannya sedikit benar sihh, :)), aku juga sering belajar bahasa Bali dengan bu Agung waktu beli tipat, dan yang tidak kalahnya adalah aku sering mendapat petuah-petuah dari bung Sugata, beliau adalah orang baik asli Bali yang pernah ku kenal. Petuahnya bagus-bagus, sikap tegasnya itulho yang aku suka. Satu lagi yang hampir terlupa, awal mula aku bertemu dia di pantai ini juga, hahaha siapa dia? dia adalah cowok yang memakai baju warna merah lagi melamun di pantai (sudah sudah lupakan saja).

Hobby potret-potretku juga banyak aku ambil dari pantai ini, silahkan cek di akun instagram saya yaa, heheh (numpang promosi) akun instagram :))) tapi sebagian akan saya share juga di blog tercinta saya ini, cekidot :DD

<<<<<<<Suasana pagi di Pantai Masceti (kalau kurang bagus karena gadgetnya kurang canggih heheh), tapi benerran bagus kalau sunrise apalgi kalau lagi cerah.

 Kalau ini waktu lagi surut pantainya, dasar lautnya kelihatan yaaa, di pantai ini banyak batu karangnya jadi kurang cocok kalau buat para peselancar, pernah ada bule yang main selancar, pulang-pulang badannya luka semua *kasihan :( . Dan yang kelihatan di belakang sendiri itu adalah Nusa Penida, pulau kecil yang sangat indah mempesona *pengen banget kesana. photo by +Saskia Chandra 

>>>>>> Pantai ini juga menjadi mata pencaharian warga sekitar, lihat saja foto itu, warga sedang mencari batu di sekitar pantai. Kadang mencari batunya saat panas-panasnya matahari, yahh itulah kehidupan ada pengorbanan dalam setiap usaha. photo by @saskia
Kalau ini di Gedung Angsasari, numpang narsis yaaa :))>









>>>> kalau ini foto teman saya yang paling narsis n eksis, namanya ada di keterangan photo. Ini diambil disalah satu sudut gedung Angsasari. photo by +Saskia Chandra 

^^^Ini photo pertama saya waktu di Pantai Masceti, ombaknya lhooo sumpahhh bikin takut :))) 

dan terakhir inilah keluarga saya (saya yang tengah) dengan segala kisah hidup dan kehidupannnya.^^_^^

Sabtu, 21 Juni 2014

Just Look from Other Side

Bagaimanapun meraka tetap kedua orangtuaku, bagaimanakupun mereka adalah panutanku, bagaimanapun mereka yang telah membuatku ada di dunia ini. Aku tak menyesal terlahir dari keluarga ini, aku tak menyesal menjadi anak terakhir dengan segala ujian yang aku terima, aku tak menyesal kalau akhirnya aku yang menanggung semua beban penderitaan yang terlampau amat sangat menyakitkan.

Aku berusaha agar aku tidak seperti kakakku yang terlalu sayangnya sampai meninggalkan begitu saja maslah ini, aku berusaha agar ayah dan bundaku tetap harmonis meskipun aku sendiri terkadang meminta untuk berpisah, aku berusaha agar aku bisa membantu ayahku dalam merubah tabiat batunya menjadi tabiat air yang selalu mengaliri sawah petani, aku berusaha agar bundaku selalu tersenyum gembira tanpa adanya airmata.

Mungkin banyak yang memandang orangtuaku lemah, memandang orangtuaku tak berkarya nyata, memandang orangtuaku layaknya daun yang berguguran, tapi aku tekankan jangan sekali-kali berkata tentang pandangan kalian ke orangtuaku di depanku, karena aku akan geram aku akan marah sekali, karena aku tekankan lagi mereka adalah orangtuaku, bagaimanapun juga dengan segala pandangan kalian.

Home Sweet Home

Ujian dalam hidup terus aku alami. tak tahu kenapa ujian kali ini terasa begitu berat, dari ke-3 kakakku rasanya aku yang paling merasakan ujian berat ini. Ujian berat ini ujian dalam keluargaku, aku masih bingung mencari cari apa yang bisa membuat keluargaku bisa benar-benar harmonis. Sejak aku kelas 7 sekitar tahun 2006 yang lalu, keluargaku rasanya berada diujung pintu keluar. Banyak yang mengira baik-baik dalam keluargaku, namun maafkan kami masih memakai topeng, kami belum bisa berbagi secara gamblang tentang apa yang kami rasakan. Kami masih tertutup dengan apa yang kami alami. Karena kami merasa kami bisa mengatasi ini semua.

Tapi ternyata, setelah sekian lama kita jalani, ternyata belum ada hasil maksimal yang kami dapatkan. Pelaksanaanya masih jauh dari kata memuaskan, hanyalah membuang waktu, tenaga, dan fikiran. Semua pihak masih belum menyatu, masih kekeh dengan apa yang dipegang masing-masing. Yahh itu yang membuat aku sedih menerima kenyataan pahit itu. Air mata, sering tertumpah karena ketidakharmonisan itu. Rasa iri dengan keluarga lain sering hinggap dibenakku, tapi ada daya aku tidak bisa berbuat banyak, keluarga masih melihatku sebagai gadis kecil yang masih bau kencur, belum tahu banyak dunia, hal itu yang membuat keluarga dengan enaknya menyakiti fikiranku.

Hanya kata maaf yang bisa aku lontarkan apabila aku membuat kesalahan terhadap keluarga. Aku merasa masih jauh dari kata sempurna, aku masih sering merepotkan keluarga, membuat mereka kurang bangga kepadaku, namun aku telah berupaya sebisaku, tapi keadaan tidak
harmonis itu yang membuat aku up down, tidak kuat dengan perasaanku sendiri, lebih banyak takut, beda dengan kondisiku sebelum tahun itu. Kadang aku merasa kangen dengan aku yang berprestasi, aku yang tegar, aku yang kuat, aku yang selalu semangat, aku yang sopan, aku yang lugu.

Kini, aku menyadari betapa aku hanyalah setitik debu yang bisa hancur tertiup angin, aku hanya segelintir cerita usang yang siap dibuang, aku hanyalah kain lusuh yang sudah tidak menyenangkan pemakainya. Tapi aku masih punya duri yang siap aku gunakan untuk melawan semua sifat egoku, dan duriku akan selalu aku jaga, agar tidak sembarangan menggunakannya, karena aku sudah melewati rentan waktu yang cukup lama, aku tak mau hal lalu terulang kembali. Persetan dengan apa yang terjadi, persetan dengan semua kata orang, persetan dengan caci makian kalian, persetan dengan sudut pandang kalian.

Kini dengan niat berkobar di jiwa, aku tak ingin keluargaku keluar dari pintu keharmonisan, meskipun aku cewek yang banyak bilang aku lemah, aku akan membuktikan kalau dengan kita bersatu padu, dengan kita turun tangan bersama, dengan kita tidak mementingkan ego masing-masing aku yakin kita akan menjadikan kelaurga ini menjadi keluarga harmoni yang penuh dengan cinta kasih, dan rasa salaing hormat menghormati seperti sediakalanya.

Kamis, 19 Juni 2014

Keluarga Dewata

Inilah keluarga baru saya di Pulau Dewata. Banyak hal yang sudah saya alami dengan mereka, susah, senang, marah, bahagia semua tertumpah dalam satu nama yaitu keluarga.

 

 <<< Salah satu Fasilitator di kelas sayaa dulu, namanya ada di keterangan photo. Fasilitator ini menajdi salah satu fasilitator favorit teman-teman saya, apalgi teman cewek saya. I don't know why?? teman saya bisa sangat serius kalau ada jam pelajaran "si sempai" satu ini. Banyak bidang yang dia kuasai, mulai karate, editing video. Ampuun dahh kalau waktunya karate pulang-pulang badan saya sakit semua, heheh peace sempai. editing videonya sumpahh bagus bangettt (karna saya ndak bisaa) tapi kalau editing photo dia masih kalah sama sayaa :DDD>>>>>


<<<<<< Kalau yang disebelah kanan saya itu namanya Ratih Yosmikha, dia anak pertama dari 3 bersaudara (untuk saat ini). Sebelah kiri saya Syinta Martariansari Kusumastutik anak terakhir dari 3 bersaudara. Mereka berdua ini sangat suka ama karate, tidak sama dengan saya. Mereka berdua mempunyai minat yang berbeda-beda tapi satu yang sama mereka suka masak dan macak #dandan, hehehe. Saat diperantauan awal mereka berdua adalah teman, keluarga saya.>>>>>







Mereka adalah anak-anak Sekolah Berbasis Rumah yang menjadi tanggung jawab saya saat ini dalam mengawal pendidikan mereka. Banyak hal baru yang saya dapat saat bersama saya, mulai tryal error pola pendidikan, samapai saat ini mereka bisa sedikit mandiri dengan minat dan bakat yang mereka punya. Saat ini kami bersama-sama bergandengan tangan, memaksimalkan kinerja agar anak-anak Sekolah Berbasis Rumah ini menjadi anak-anak Generasi Unggulan nantinya.
Dan inilah kami keluarga dewata, bersatu dengan segala perbedaan, suku, marga, dan kasta. Saya berharap kebersamaan ini tidak hanya di photo saja. Harapannya apapun permasalahan yang ada di depan, tidak menjadikan kita goyah sedikitpun. Saya atas nama pribadi dan keluarga meminta maaf apabila ada kesalahan kami yang membuat kaliand sedikit berbeda dengan kami. 

Hitam dan Putih

Awan hitam itu muncul di permukaan
Dengan munculnya dia tiba-tiba alam menjadi gelap
Hening, sepi, hitam dimana-mana
Kehidupan yang awalnya hinar binar, ramaiii
Seakan lenyap dimakan awan hitam

Banyak yang ketakutan tak berani menampakkan dirinya
Mereka yang dulu selalu tampak, kini tiba-tiba bersembunyii
Seperti siput yang ketakutan
Penyesalan tinggallah penyesalan
Mereka kini menyadari betapa hitamnya mereka

Tiba-tiba awan hitam itu berubah
Menjadi sinar terang gemilang
Membuka harapan baru setelah penyesalan
Sinar itu seperti malaikat yang beterbangan
Yang menyinari air-air kehidupan


Puisi pertama saya sejak di Bali, telah lama saya tidak menulis lagi. Puisi ini salah satu puisi yang saya bikin saat ada dia, iya dia semangat dan lawanku.

@for NB

Ketegasanmu tertutup oleh keluguanmu
Kemahiranmu tertutup oleh kondisimu
Keinginanmu tertutup oleh sekitarmu
Bagaimana caramu menutupi semua itu??

Dingin sikapmu, mengalahkan dinginnya kota Bangli
Kebaikanmu, seperti sinar bintang di malam hari
Yang selalu menyinari kegelapan
Menahan amarah malam karena hangatnya senyum sikapmu
Tapi, itu semua hanya segelintir yang terlihat darimu

Dirimu seperti putri malu yang terlalu malu
Seperti orang gagap yang langsung bergerak setelah dihertak
Bahkan seperti kuda lumping yang kesurupan saat menerangkan
Itulah dirimu dengan berbagai sudut pandang


Dia adalah teman, musuh, kerabat, guru, murid, saya. Dia yang mengajarkanku tentang betapa indahnya kepolosan dan kesederhanaan. Dia yang membuat saya terus berupaya membuat perubahan dalam hidup. Dia juga musuh saya, yang membuat saya sering iri dengan segala prestasinya. Dia juga orang yang membuat saya melakukan rutinitas yang sama sekali tidak saya suka, namun dia dengan sabarnya menasehati dan memberi contoh bahwa rutinitas yang saya benci itu banyak manfaatnya. Namun, dia juga yang telah membuat beribu rasa gemetar, curiga, dan pohon waru hadir saat bersamanya. 

Puisi "Malin Kundang"

Pengarang kelahiran Jawa ini, besar di pulau Dewata Bali, hadir dengan nama khas Bali yang sarat makna, dan memulai lagi kegemarannya akan sastra. Banyak hasil karya yang dibuat, mengkisahkan tentang cinta, perjuangan, dan beberapa kisah hidup yang ditulis dalam sajak puisi seperti di bawah ini :)) selamat membaca :)


Cerita guru-guruku
Di masa kanak-kanakku
Memahamkanku akan arti ketaatan dan kedurhakaan

Seperti kisah si Malin yang terkenal
Karena rasa malu pada pasangannya
Karena kekayaannya
Karena harkat strata sosialnya
Dengan hati tertunduk namun muka mendongak 
Mengingkari ajaran mulia leluhurnya
Mengingkari ibu, tempat asal dan besarnya
Maka si Malin pun membatu di tepi lautan

Alegori yang indah
Metafora yang filmis
Kekal diingatan

Makna yang sungguh dalam
Petunjuk yang implikatif
Kadang terlupa
Sering terlupa
Kadangkala, selalu terlupa

Nusantara adalah negerinya orang-orang yang santun
Negeri yang ramah, bersahaja
Mengutamakan gotong royong
Suka menolong dan rela berkorban untuk bangsanya
Jelas tertulis di kurikulum tahun 1984
Juga di brosur-brosur pariwisata

Hari ini
Lihatlah sekeliling, bacalah berita
Seperti itukah adanya
Atau sebaliknya

Di penghujung malam yang sunyi dan damai
Aku tertunduk dalam renungan
Mengingat betapa mantapnya kami menganggung pada pak guru
Mengiyakan metafora filmis yang didongengkannya

Semoga cermin di kamarku ini cukup besar
Supaya gambar utuhku bisa jelas olehku
Supaya gambar utuhku ini bisa jelas olehku
iya. . .  semoga gambar utuhku ini, bisa terlihat jelas olehku

Aku. . .  bangsa yang dulu macan asia
Aku. . . negeri yang kaya alamnya
Santun, ramah, dan dermawan orang-orangnya
Aku. . . negeri yang adil para pemimpinnya
Tenteram damai dan sejahtera rakyatnya
Aku. . . gambaran nirwana yang hijau teduh di bumi ini
iya. . . aku, kami, kita . . .  bangsa nusantara ini

Cerita dan sejarah indah itu adalah masalalu
Cerita dan kisah indah itu adalah harapan masa depan
Cerita dan kisah indah itu adalah energi perjuangan sekarang

Sekarang
Di depan cermin besar di kamar sunyi di ujung malam
Aku bertanya
Kenapa negeriku sekarang seperti ini?
Apakah kami durhaka pada sang Bapak Angkasa
Tidak patuh pada ajaran Tuhan Yang Esa?
Seperti anak nakal yang pakai aturan sendiri
Lalu dihukum oleh Yang di Atas, Bapak Angkasa, Tuhan kita Yang Esa

Sekarang
Di depan cermin besar di kamar sunyi di ujung malam
Aku bertanya
Kenapa negeriku sekarang seperti sekarang ini?
Apakah kami durhaka pada Ibu Pertiwi?
Bumi yang mengandung, tempat lahir dan tumbuh kami
Bumi sang Ibu tempat kita berpijak dan bersandar
Iya kami anak nakal yang salah bersikap pada ibu kita semua
Bumi ini, alam ini, lingkungan tinggal kita ini

Ohhh rupanya di Malin Kundang itu adalah aku
Malin Kundang itu adlah kami
Adalah kita, Nusantara ini
Negeri yang durhaka pada Bapak Angkasa, Tuhan Yang Esa
Negeri yang durhaka pada Ibu pertiwi, bumi alam lingkungan

Si Malin telah dikutuk menjadi batu
Aku bangsa yang diam membatu
Dimata dunia tiada berkata apa-apa
Kami bangsa yang diam membatu
Batu besar yang dipecah dan dipalu bangsa lain
Batu alam yang dipahat dan dipajang
Batu kali yang dijadikan gedung bangsa lain
batu karang yang terhempas badai lautan dunia

Karena durhaka pada Bapak Angkasa
Karena salah pada Ibu Pertiwi
Sekarang aku menjadi batu

Aku tanah yang tandus, kering dan panas
Mendamba angin yang membawa awan
Menurunkan air kehidupan, hujan dari angkasa
Yang menyirami bumi tiap hati ini
Menumbuhkan aneka tanaman 
Menghijaukan alam lingkungan ini

Ohh Bapakku yang di Atas sana
Wahai Ibu Pertiwi yang terkasih
Perkenankanlah kami para Malin Kundang ini
Kembali menjadi anak-anakmu yang manis dan penurut
Perkenankanlah kami untuk kembali
Ijinkanlah kami memulai dari hal kecil, setitik debu ini
Belajar tentang ajaranMu
Berbakti pada negeri
Berbagi untuk sesama
Ampuni kami
Sayangilah kami kembali


Inilah pengarang puisi tersebut :))
Diberdayakan oleh Blogger.
Powered By Blogger

Pengikut