Senin, 07 November 2011
Pantai Pancer
Minggu, 27 Maret 2011
The Last Day for Live
Harapan tinggallah Penyesalan
Dulu pesimis merasa ini takkan mungkin, berharap ini bukan cinta sesaatku....
Lirik lagu yang pas dengan suasana hatiku saat ini. Sebuah rezeki, yah menurutku ini sebuah rezeki. Aku yang culun, tak keren, pendiam, dan tak famous, bisa mendapatkan cewek yang cantik, famous, pokoknya siip deh.
“Wan, aku mau jadi cewekmu. Aku tak peduli apa kata orang, yang penting aku bisa bahagia dengan kamu” ; rayu Anggreini padaku.
“Tapi kenapa kamu memilih aku, padahal banyak cowok yang lebih dari aku. Aku hanya Wawan cowok super culun di sekolah ini” ; aku menjelaskan.
“Manusia itu tak ada yang sempurna, dari luar mungkin kamu biasa, tapi dalamnya kamu pasti luar biasa. Ku trima kau apa adanya”.
Aku hanya terenyuh dengar kata-kata Anggreini.
Akhirnya . . . .
“Yach. . . aku mau jadi cowokmu”.
Yupz, akhirnya aku jadian ma Anggreini. Sebuah rezeki bagiku, bayangkan aja diantara banyak cowok Anggreini lebih memilih aku.
Mungkin aku tak setampan Romeo aku juga tak berkelimang harta, namun tak ku sangka dapatkan dirimu, yang lebih indah dari seorang Juliet. Lagu Yovie & Nuno itu seperti yang kualami saat ini.
Aku masih nggak percaya dengan apa yang ku alami saat ini. Aku merasa ini seperti mimpi. Tapi ini kenyataan. Ku fikir lagi, kenapa yach Anggreini memilih aku, aku memang suka sama dia, tapi....???? Ah... buat apa aku mikir lagi, yang penting Anggreini sekarang milikku.
“Wan kamu bener tah udah jadian ma Anggreini” ; tanya Astrid padaku. Astri adalah satu-satunya cewek yang mau deket ma aku. Dia adalah sahabatku.
“Iya, aku jadian ma Anggreini, seperti mimpi aja”.
“Kamu bener tah jatuhin pilihan mu ke Anggreini”.
“Yupzz. . . “
“Ya udah, congratulation yach. . . “
“Matur thanks you”
“Eh. . . loe Wan sini. Loe itu cowok culun, nggak pantes dapetin Anggreini” ; bentak Soni cowok yang ngejar-ngejar Anggreini.
“Ta. . tapi kenyataannya, Anggreini jatuh cinta ma aku. Kamu ngapain syirik”.
“Awas aja loe, gua bikin hidup loe nggak nyaman. Ingat itu. .” ; ancam Soni.
Yach... beginilah nasib jadi cowoknya Anggreini.
“Hei, wan. . .”
“Eh kamu Anggreini apa kabar. . . ?”
“Baik wan, denger-denger kamu diancam yach ma Soni”
“Iya,gitu lha”
“Biar gua marahin dia ntar, apa sich maunya dia”
“Tak usahlah, maybe ini nasibku, bila jadian ma kamu. . .”
“Jangan gitulah Wan, jadinya aku nggak enak sendiri ma kamu, maaf yach klo bikin kamu nggak nyaman. . .”
“Yach udahlah, kita jalanin aja layaknya air mengalir. . .”
“Yupzzz, bener sekali. . .”
Astrid akhir-akhir ini kok nggak pernah main kerumah yach, ada apa dengan dia. . . aku ke rumahnya aja ah. . . .
“Eh. . kamu Wan, tumben maen ke rumah. . .”
“Iya nie, kangen aku ma kamu. . .”
“Gimana kabarnya Anggreini. . .”
“Baik, mangnya napa. . .??”
“Nggak, aku masih nggak percaya aja kamu jadian ma Anggreini. . .”
“Kenapa, kamu nggak suka dengan jadiannya aku ma Anggreini. Terserah kamu lha. Apa gara-gara itu kamu sekarang menjauh dari aku”.
“Aku nggak menjauh, tapi aku nggak enak ma Anggreini”
“Apaan sich kamu Astrid, kita itu sahabatan, masak gara-gara itu aja kamu menjauh dari aku”
“Gini lho Wan, aku takutnya Anggreini cuma mainin perasaan kamu”
“Ah kamu, apa-apaan sich, klo jealous ngomong aja. . “.
“Siapa yang jealous, aku cuma kasih tahu aja. . “
“Tahu ah. . semua pada nggak suka klo aku jadian ma Anggreini. Mangnya aku salah apa???. Udah aku pulang aja.”
“Ya udah, terserah kamu aja Wan . . .”
Anggreini selalu ngasih perhatian lebih padaku. Bahkan soal sepele aja dia perhatian banget.
Kring. . .Kring. . . aku langsung angkat telephon berharap dari Anggreini tersayang.
“Halo. . . “
“Mulai sekarang kamu harus menjauh dari Anggreini atao gua akan bikin hidup loe nggak nyaman”
“Maksud kamu apa. . .”
Tut. . . tut. . .tut. .
Hampir semua anak di skull tahu klo aku jadian ma Anggreini. Tapi banyak juga yang nggak percaya. Kadang klo ada waktu aku makan bareng ma Anggreini di kantin. Tapi anehnya, semua anak di kantin pada ngelihatin aku. Aku coba fine-fine aja.
Kejadian di rumah Astrid tempo hari, membuatku menjauh dari sobatku itu. Aku muak klo tiap ketemu dia yang di bahas Anggreini. . .Anggreini terus. Kayak nggak ada topik laen aja.
Bukan hanya Astrid yang bikin aku muak, teror itu juga bikin aku kesel. Aku duga ini ulah si Soni. Aku anggep ini cuma angin lalu, coz teror ini belum seberapa.
“Wan sini loe, semakin hari loe kok semakin ngelunjak aja. Aku udah ingetin jangan deket-deket ma Anggreini. Rasakan ini. . . .
Pluok. . .pluok. . . tamparan si Soni kena mukaku. Aku nggak hanya diam ku keluarin jurus silatku yang lama nggak aku pakai. Ku hajar juga si Soni. Darahpun keluar. . .
Tiba-tiba Amggreini datang dan ngelerai kita. . .
“Apa-apaan si loe Wan, kasihan dong si Soni”.
“Lho. . .kamu kok malah belain si Soni, yang mulai ini dulu si Soni”.
“Ah. . . bullshit pergi sana kamu Wan. . . “
Tak ku sangka Anggreini malah belain si Soni. Aku aslinya marah tapi, gimana lagi Anggreini salah paham.
“Anggreini maafkan aku, kemarin itu hanya salah paham aja”
“Aku juga minta maaf, karena nyalahin kamu”.
1 bulan sudah aku jadian ma Anggreini. Aku mau kasih hadiah ke Anggreini untuk hadiah 1 bulan jadian kita. Tiba-tiba. . . .
“Hebat loe Anggreini, bisa buat Wawan jatuh cinta ma loe. . . taktik loe bagoes bangettt. . . “
“Siapa dulu Anggreini gitu. Jadi aku yang menang taruhan ini . . . “
“0k lha, nie uang buat kamu. . .”
Ku dengar percakappan Aggreini ma temannya.
“Anggreini, jadi selama ini kamu cuma mainin aku”
“Hahahaha. . . makanya Wan, jadi orang ngaca dulu dong. . . loe itu nggak pantes buat aku”.
“Tega loe Anggreini. . . kulempar hadiah ke dia”.
Aku nggak menyangka ini terjadi dengan ku. Aku hanya Wawan nggak pantes dapetin Anggreini.
Tak lam dari kejadian itu. Anggreini jadian ma Soni. Aku hanya tertawa ngelihat itu. Dan bener apa kata Astrid aku nggak pantes dapetin Anggreini. Aku merasa bersalah telah menjauhi Astrid yang notabene adalah sahabatku sendiri demi seorang Anggreini yang. . . tau ah. . muak aku dengan dia.
Dan Astrid sahabatku yang baik telah pergi tuk mengejar cita-citanya. Aku bersalah tak dengerin omongannya. Penyesalan tinggallah penyesalan. Kini kubuka lembaran baru. Dan aku sadar sahabat segalanya. Dan aku kini lebih tahu arti persahabatan.
Astrid maafkan aku dan aku janji akan jaga persahabatan kita tuk selamanya. Thanks Astrid tuk semuanya. . . .
Selasa, 22 Maret 2011
CINTA dan BENCI
Dimalam ini aku teringat wajahmu
Senyummu, tatapanmu, bahkan amarahmu
Membuatku membuka memori yang tlah tertutup rapat
Aku bingung dengan yang kualami
Bayangmu selalu menghantui aku
Dengar namamu saja hatiku bergetar
Tidak bertemu rasanya kangen banget
Tapi saat didekatmu diri ini malu tuk berkata
Kesempatan tak datang tuk kedua kalinya
Hingga akhirnya aku jatuh terluka
Mendengar kau telah bersamanya
Hati ini sakit, mau marah tapi apa gunanya
Diri ini berada diantara CINTA dan BENCI
BUNDA
Didepan mataku kau tersenyum
Didepan mataku kau terlihat tangguh
Tapi itu hanya didepan mataku
Kadang kau terlihat sedih
Jika sedang sendiri
Kadang kau marah sambil menangis
Mungkin itu caramu untuk meluapkan emosi
Bunda. . . maafkan aku kalau aku bersalah
Tapi janganlah begitu
Menangislah jika kau sedih
Tertawalah jika kau bahagia
Karena itu yang ku mau
Ternyata Ayah Tiri itu?
Menurut kebanyakan orang, mempunyai Ayah atau Ibu tiri itu sebuah hal yang menakutkan. Aku juga was-was klo itu terjadi padaku. Kenapa aku takut? Karna Bundaku sekarang single parent. Aku sebenarnya kasihan, coz Bundaku masih tergolong muda, sebaiknya Bunda membutuhkan seorang pendamping dalam hidupnya.
Aku dan kakak-kakakku berunding tentang masalah ini. Kak Bima nggak setuju karna masih keingat mendiang Ayah. “Sudahlah Kak, dulu kan Ayah sering jahat sama kita, Ayah juga jarang perhatian sama kita bahkan dia sering bikin Bunda nangis”; kataku menjelaskan. Tapi,untungnya Dia udah meninggal; kak Ayu menambahkan. Udahlah mungkin ada benernya, tapi klo.... klo dia jahat sama kita gimana; kita serentak menjawab. Tanpa terasa waktu udah malam, dan kita memutuskan untuk tidur, besok kita bicara sama Bunda.
Berhubung sekarang hari minggu, aku ma kak ayu libur sekolah, bunda juga libur, kak Bima masuk siang. Kak Bima memulai.” Bun...Bima mau tanya, apa setelah di tinggal Ayah bunda kesepian..?” tanya kak bima denngan nada sungkan. “Sebenernya sih kesepian, tapi Bunda takut... “ “takut apa bun...”; tanya kami serentak. “Takutnya kalian tak menerima Ayah tiri”. ”Tidak kok Bun.. walau takut dikit”; jawab kami dengan nada pelan. “Begini lho bun,bunda udah di tinggal Ayah 2 tahun yang lalu, kami juga membutuhkan sosok Ayah baru,kami nggak mau yang ngantiin Ayah tuh kak bima”; selah kak Ayu.” Apa...????” bentak kak bima.” Nggak kok cuma bercanda”; jawab kak Ayu dengan tertawa.
“Ya, udah klo itu mau kalian, btw yang cari Ayah baru itu bunda atau kalian..??” ”bunda aja”; jawabku.”Mungkin klo Bunda yang cari mungkin itu yang terbaik buat bunda” ; kata kak bima. “Ya udah do’akan bunda supaya mendapat pasangan yang pas buat bunda dan kalian semua”.
1 bulan berlalu.dan bunda memberi kita surprise,yaitu calon Ayah baru. Namanya Pak Yudha , dia tinggi besar. Pertamakali kita lihat, kita langsung sembunyi dan berunding. ”Apa bener itu calon Ayah kita...???” tanyaku. “Nggak tahu lha kita lihat aja nanti;” jawab kakak-kakakku.
Dan ternyata dia benar calon Ayah kita. Bunda memperkenalkan. Kata Bunda Pak Yudha adalah teman kuliahnya dulu. Pak Yudha bekerja sebagai penyiar radio ternama di kotaku. “Tapi kalian jangan kaget dengan penampilannnya dia sebenernya baik kok”; Bunda menjelaskan pada kita.
Berminggu sudah kita mengenal sosok calon ayah baru kita. Dan ternyata benar apa kata Bunda. Pak Yudha baik banget. Tapi kak Bima tak percaya begitu aja. Kak Bima berencana untuk ngerjain Pak Yudha. Kita akhirnya setuju. Dan rencana kak Bima adalah....” waktu dia datang ke rumah,kita bikin dia marah. Kita acak-acak rumah dan kita buat rumah kotor. Apa dia mau bantu kita, klo dia mau bantu kita tinggal sendiri di rumah dan apa reaksi dia; itulah rencana kak bima. Eh..tunggu-tunggu berhubung besok bunda lembur, dan Pak Yudhalibur kita ajak dia ke mall dan kita kerjain lagi, kita belanja yang banyak dan setelah itu kita tinggal dia dengan barang belanjaan kita. Setuju....???? OK”.
Sesuai rencana, kita acak-acak rumah dan ketika Pak Yudha datang kita bersih-bersih. Melihat rumah yang kotor dan berantakan Pak Yudha akhirnya membantu kita. Dan kita tinggalin dia. Hampir satu jam lebih kita pergi dan waktu kita pulang. Eh.... rumah sudah bersih lebih bersih dari sebelumnya.
Din.. jalankan aksimu; perintah kak Bima. “ Pak Yudha kita lapar mau nggak nganterin kita ke mall sekalian refresing”; aku mencoba melas di hadapan Pak Yudha. “Ya udah, ayo kita berangkat”; ajak Pak Yudha. Di tengah perjalanan. “Aduh uangku ketinggalan, trus kita gimana nanti”; kak Bima berpur-pura. “ Aduh ngapain sih kalian bingung khan ada Pak Yudha”;tanpa malu kak ayu bilang kayak gitu.
Sesampai di mall kita makan dan belanja sesuka kita, tapi kita tahu diri lha belanjanya yang murah-murah aja. Setiba di kasir Pak Yudha mau bayar dan kita serentak izin ke toilet. “ya udah, Pak yudha tunggu di pintu masuk yachhh”;kata P.Yudha.
Hampir setengah jam ita kerjain Pak Yudha untuk nunggu kita. Dan kita putuskan untuk pulang. Waktu kita naik mobil... tiba-tiba... mobil Pak Yudha berhenti. Kata Pak Yudha kehabisan bensin. Akhirnya kita disuruh untuk mendorong. “Apa...????” jawab kita bebarengan. Mungkin Pak Yudha tahu klo kita kerjain dan dia balas dendam. Sesampainya di SPBU kita istirahat. Dan di situ Pak Yudha mendekati kita. “Sebenarnya bensin Bapak masih ada, berhubung dari tadi kalian kerjain saya, maka saya balas juga. “What...????” kita kaget. “Tapi wajar kalian kayak gitu, ya udah jangan marah maafin bapak yah”; kata P.Yudha. “Kita juga minta maaf Pak, dan terima kasih atas semuanya yah pak”; jawab kita bersama-sama.
Sesampai di rumah kita berunding. “Ternyata Pak Yudha sosok Ayah yang baik dan disiplin yach”. “Bukankah itu yang kita cari selama ini”; tanya kak Bima. “Iya betul, aku menyesal banget udah ngerjain dia”; kata kak Ayu.
1 bulan setelah kejadian itu, Bunda menikah dengan P.duda eh.. salah dengan Pak Yudha, dan Bunda sepertinya sangat bahagia, begitu pula kita. Dan Pak Yudha ternyata sosok Ayah yang kita cari selama ini, yaitu: baik, disiplin, dan tentunya penyayang.
Akhirnya kita bisa bahagia lagi tanpa adanya keegoisan diantara kita. Dan yang pasti, kasih sayang ada lagi di rumah kita. Dan ternyata Ayah tiri itu baik banget so don’t afraid with stepfather.