Pages

Minggu, 27 Maret 2011

Harapan tinggallah Penyesalan

Dulu pesimis merasa ini takkan mungkin, berharap ini bukan cinta sesaatku....

Lirik lagu yang pas dengan suasana hatiku saat ini. Sebuah rezeki, yah menurutku ini sebuah rezeki. Aku yang culun, tak keren, pendiam, dan tak famous, bisa mendapatkan cewek yang cantik, famous, pokoknya siip deh.

“Wan, aku mau jadi cewekmu. Aku tak peduli apa kata orang, yang penting aku bisa bahagia dengan kamu” ; rayu Anggreini padaku.

“Tapi kenapa kamu memilih aku, padahal banyak cowok yang lebih dari aku. Aku hanya Wawan cowok super culun di sekolah ini” ; aku menjelaskan.

“Manusia itu tak ada yang sempurna, dari luar mungkin kamu biasa, tapi dalamnya kamu pasti luar biasa. Ku trima kau apa adanya”.

Aku hanya terenyuh dengar kata-kata Anggreini.

Akhirnya . . . .

“Yach. . . aku mau jadi cowokmu”.

Yupz, akhirnya aku jadian ma Anggreini. Sebuah rezeki bagiku, bayangkan aja diantara banyak cowok Anggreini lebih memilih aku.

Mungkin aku tak setampan Romeo aku juga tak berkelimang harta, namun tak ku sangka dapatkan dirimu, yang lebih indah dari seorang Juliet. Lagu Yovie & Nuno itu seperti yang kualami saat ini.

Aku masih nggak percaya dengan apa yang ku alami saat ini. Aku merasa ini seperti mimpi. Tapi ini kenyataan. Ku fikir lagi, kenapa yach Anggreini memilih aku, aku memang suka sama dia, tapi....???? Ah... buat apa aku mikir lagi, yang penting Anggreini sekarang milikku.

“Wan kamu bener tah udah jadian ma Anggreini” ; tanya Astrid padaku. Astri adalah satu-satunya cewek yang mau deket ma aku. Dia adalah sahabatku.

“Iya, aku jadian ma Anggreini, seperti mimpi aja”.

“Kamu bener tah jatuhin pilihan mu ke Anggreini”.

“Yupzz. . . “

“Ya udah, congratulation yach. . . “

“Matur thanks you”

“Eh. . . loe Wan sini. Loe itu cowok culun, nggak pantes dapetin Anggreini” ; bentak Soni cowok yang ngejar-ngejar Anggreini.

“Ta. . tapi kenyataannya, Anggreini jatuh cinta ma aku. Kamu ngapain syirik”.

“Awas aja loe, gua bikin hidup loe nggak nyaman. Ingat itu. .” ; ancam Soni.

Yach... beginilah nasib jadi cowoknya Anggreini.

“Hei, wan. . .”

“Eh kamu Anggreini apa kabar. . . ?”

“Baik wan, denger-denger kamu diancam yach ma Soni”

“Iya,gitu lha”

“Biar gua marahin dia ntar, apa sich maunya dia”

“Tak usahlah, maybe ini nasibku, bila jadian ma kamu. . .”

“Jangan gitulah Wan, jadinya aku nggak enak sendiri ma kamu, maaf yach klo bikin kamu nggak nyaman. . .”

“Yach udahlah, kita jalanin aja layaknya air mengalir. . .”

“Yupzzz, bener sekali. . .”

Astrid akhir-akhir ini kok nggak pernah main kerumah yach, ada apa dengan dia. . . aku ke rumahnya aja ah. . . .

“Eh. . kamu Wan, tumben maen ke rumah. . .”

“Iya nie, kangen aku ma kamu. . .”

“Gimana kabarnya Anggreini. . .”

“Baik, mangnya napa. . .??”

“Nggak, aku masih nggak percaya aja kamu jadian ma Anggreini. . .”

“Kenapa, kamu nggak suka dengan jadiannya aku ma Anggreini. Terserah kamu lha. Apa gara-gara itu kamu sekarang menjauh dari aku”.

“Aku nggak menjauh, tapi aku nggak enak ma Anggreini”

“Apaan sich kamu Astrid, kita itu sahabatan, masak gara-gara itu aja kamu menjauh dari aku”

“Gini lho Wan, aku takutnya Anggreini cuma mainin perasaan kamu”

“Ah kamu, apa-apaan sich, klo jealous ngomong aja. . “.

“Siapa yang jealous, aku cuma kasih tahu aja. . “

“Tahu ah. . semua pada nggak suka klo aku jadian ma Anggreini. Mangnya aku salah apa???. Udah aku pulang aja.”

“Ya udah, terserah kamu aja Wan . . .”

Anggreini selalu ngasih perhatian lebih padaku. Bahkan soal sepele aja dia perhatian banget.

Kring. . .Kring. . . aku langsung angkat telephon berharap dari Anggreini tersayang.

“Halo. . . “

“Mulai sekarang kamu harus menjauh dari Anggreini atao gua akan bikin hidup loe nggak nyaman”

“Maksud kamu apa. . .”

Tut. . . tut. . .tut. .

Hampir semua anak di skull tahu klo aku jadian ma Anggreini. Tapi banyak juga yang nggak percaya. Kadang klo ada waktu aku makan bareng ma Anggreini di kantin. Tapi anehnya, semua anak di kantin pada ngelihatin aku. Aku coba fine-fine aja.

Kejadian di rumah Astrid tempo hari, membuatku menjauh dari sobatku itu. Aku muak klo tiap ketemu dia yang di bahas Anggreini. . .Anggreini terus. Kayak nggak ada topik laen aja.

Bukan hanya Astrid yang bikin aku muak, teror itu juga bikin aku kesel. Aku duga ini ulah si Soni. Aku anggep ini cuma angin lalu, coz teror ini belum seberapa.

“Wan sini loe, semakin hari loe kok semakin ngelunjak aja. Aku udah ingetin jangan deket-deket ma Anggreini. Rasakan ini. . . .

Pluok. . .pluok. . . tamparan si Soni kena mukaku. Aku nggak hanya diam ku keluarin jurus silatku yang lama nggak aku pakai. Ku hajar juga si Soni. Darahpun keluar. . .

Tiba-tiba Amggreini datang dan ngelerai kita. . .

“Apa-apaan si loe Wan, kasihan dong si Soni”.

“Lho. . .kamu kok malah belain si Soni, yang mulai ini dulu si Soni”.

“Ah. . . bullshit pergi sana kamu Wan. . . “

Tak ku sangka Anggreini malah belain si Soni. Aku aslinya marah tapi, gimana lagi Anggreini salah paham.

“Anggreini maafkan aku, kemarin itu hanya salah paham aja”

“Aku juga minta maaf, karena nyalahin kamu”.

1 bulan sudah aku jadian ma Anggreini. Aku mau kasih hadiah ke Anggreini untuk hadiah 1 bulan jadian kita. Tiba-tiba. . . .

“Hebat loe Anggreini, bisa buat Wawan jatuh cinta ma loe. . . taktik loe bagoes bangettt. . . “

“Siapa dulu Anggreini gitu. Jadi aku yang menang taruhan ini . . . “

“0k lha, nie uang buat kamu. . .”

Ku dengar percakappan Aggreini ma temannya.

“Anggreini, jadi selama ini kamu cuma mainin aku”

“Hahahaha. . . makanya Wan, jadi orang ngaca dulu dong. . . loe itu nggak pantes buat aku”.

“Tega loe Anggreini. . . kulempar hadiah ke dia”.

Aku nggak menyangka ini terjadi dengan ku. Aku hanya Wawan nggak pantes dapetin Anggreini.

Tak lam dari kejadian itu. Anggreini jadian ma Soni. Aku hanya tertawa ngelihat itu. Dan bener apa kata Astrid aku nggak pantes dapetin Anggreini. Aku merasa bersalah telah menjauhi Astrid yang notabene adalah sahabatku sendiri demi seorang Anggreini yang. . . tau ah. . muak aku dengan dia.

Dan Astrid sahabatku yang baik telah pergi tuk mengejar cita-citanya. Aku bersalah tak dengerin omongannya. Penyesalan tinggallah penyesalan. Kini kubuka lembaran baru. Dan aku sadar sahabat segalanya. Dan aku kini lebih tahu arti persahabatan.

Astrid maafkan aku dan aku janji akan jaga persahabatan kita tuk selamanya. Thanks Astrid tuk semuanya. . . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
Powered By Blogger

Pengikut