Nikah muda, siapa takut !
Masa muda adalah masa yang paling
indah, karena di masa itu kita bebas melakukan apa saja menurut kemauan kita. Kata
itu yang masih saya ingat dari mulut beberapa teman-teman SMA dan teman kerja
saya. Mereka sangat bebas dalam segala hal. Mulai dari free smoking, free
drugs, sampai free sex. Yaahh itulah beberapa hal yang terlalu bebas yang telah
dilakukan oleh teman-teman saya.
Bebas itu ada ketentuannya, tidak
bebas seenak kelakuan kita. Negara kita saja negara hukum, so pasti banyak
aturan dalam setiap lini. Semua itu tergantung pribadi kita dalam menyikapi
semua aturan yang ada. Meskipun tidak semua aturan itu sesuai logika, baik
aturan dari masyarakat, maupun dari negara. Yang pasti kita sebagai warga yang
baik harus selalu patuh terhadap hukum positif.
Karena terlalu bebas, anak muda
paling malas kalau diajak berfikir jauh ke depan. Apalagi masalah pernikahan.
Mengapa demikian? itu semua karena mereka beranggapan bahwa urusan nikah itu
nanti kalau mereka sudah menginjak usia tidak muda lagi. Nikah muda itu udik, terlalu kuno,
nggak cocok bagi anak muda jaman sekarang. Itulah
beribu alasan yang mereka lontarkan. Pada saatnya mereka akan kemakan
omongannya, kok bisa? Anak muda yang bebas kebanyakan juga akan mengalami nikah
muda. Sok tau? Coba bayangkan kalau mereka melakukan free sex, so apa yang
terjadi? Ha*il kan? ujung-ujungnya apa, mereka ke pelaminan juga untuk menutupi
kalau mereka sudah ha*il.
Anak muda sekarang, harus bisa
membawa diri. Harus bisa membentengi diri dengan Iman keyakinan. Karena kalau
mereka mempunyai benteng iman yang kuat mereka tidak akan dengan mudahnya
melakukan segala sesuatu yang bebas. Mereka akan lebih memikirkan segala
sesuatu yang mereka katakan dan mereka perbuat. So, buka mata fikir kalian.
Kembalilah ke jalan Tuhan. Karena hanya pada Dialah tempat kita kembali, dan
hanya Dialah yang membuat kita berada disini untuk tetap mengabdi padaNya.
Mengenai Nikah Muda, saya mendapat
pencerahan dari nenek saya. Di masa nenek saya, nikah muda itu sudah hal biasa.
Orangtua nenek saya sangat peduli dengan anak-anaknya, saking pedulinya mereka
sangat menentukan bibit, bebet, dan bobot dari calon anaknya. Tidak ada istilah
pacaran, tunangan atau apalah pengikat sebelum nikah. Yang penting kalau anak
putri mereka sudah dewasa dia sudah harus nikah. Dewasanya jaman nenek saya itu
16 tahun. Beda banget sama dewasa jaman sekarang.
Banyak yang beranggapan kalau nikah
muda itu akan dapat banyak masalah apalagi mendapat penyakit dari rahim. Nenek
saya sampai sebelum akhir hayatnya, tidak pernah mengalami penyakit-penyakit
tersebut (baca : kanker serviks) malah nenek saya berhasil melahikan
anak-anaknya secara normal sebanyak 7 anak. Selama kita percaya hanya Tuhanlah
pemilik segala sesuatu di muka bumi ini, maka kita akan percaya kalau penyakit
yang kita takuti pasti ada penyebab dan jalan keluarnya.
Nenek saya tidak takut dengan
banyak anak, tidak seperti anak muda saat ini. Embel-embel pemerintah yang
bilang 2 anak cukup yang sudah memasuki otak masyarakat kita. Sekarang
logikanya gini, kalau kita K* sama saja kita membunuh jutaan sperma di rahim.
Apakah kita mau menolak pemberian mulia dari Tuhan? Jadi nikmati pemberian
Tuhan. Setiap anak mempunyai rejeki masing-masing kok.
Satu yang sangat membuat saya kagum
pada nenek saya. Waktu itu nenek saya berusia 16 tahun dan menikah dengan pria
yang berusia 60 tahun yang sudah beristri. Saya terus bertanya, kenapa nenek
saya mau nikah dengan pria tersebut? Jawabannya sangat simple "Tuhan telah
memberi kepercayaan pada pria tersebut untuk menikahi nenek, dan nenek hargai
kepercayaan tersebut" tanpa bertanya kembali aku langsung terpukau dengan
jawaban nenek. "Toh, Kakek kamu sangat arif dalam menyikapi segala hal,
kamu pernah merasakan kearifannya Kakek kan?" memang benar saat jodoh kita
sudah didepan mata, kita bisa menolak hal itu.
Kakek saya bukan pejahat kelam*n
yang suka menikah lebih dari satu wanita. Kakek saya bukan pria hidung belang
yang suka memainkan hasratnya demi sebuah kata s*x seperti pria hidung belang
di luar sana. Banyak pelajaran yang saya dapat dari Nenek dan Kakek. Satu
jawaban yang bikin saya terenyuh. Kakek menikahi Nenek karena nenek adalah
wanita terbaik dari banyaknya wanita yang ada disekitar Kakek. Nenek adalah
wanita anggun dengan segala keberaniannya. Dan karena Kakek adalah seorang yang
sangat dihormati di eranya, dan perlu pengamanan lebih. Setelah mendapatkan
sebuah jawaban dari sekitarnya, Kakek memperistri Nenek yang merupakan anak
dari seorang ajudan yang hebat di era tersebut.
Nenek menjadi wanita pilihan
diantara wanita yang ada saat itu, Kakek tidak sembarangan memilih. Karena
Kakek membutuhkan banyak generasi penerusnya kelak, Kakek melihat hal itu ada
di Nenek. Dengan usia yang sudah matang, Nenek pasti bisa memberikan generasi
penerus yang sangat membanggakan. Meskipun dalam perjalanannya, Nenek harus
lebih bisa memantaskan diri. Karena, istri pertama Kakek adalah orang yang
sangat berpendidikan, yang telah melahirkan gebrakan-gebrakan baru dalam hal
pendidikan.
Sungguh, saya kagum dengan Kakek,
Nenek dan Nenek saya yang satunya. Beliau-beliau adalah sumber inspirasi saya.
Pengalaman hidup mereka yang membuat saya tegar dalam menjalani hidup ini.
Nasehat beliau yang mampu membuat saya terus berjalan sesuai kehendak dari
Tuhan. Dan karena beliau semua saya siap untuk mengatakan, “Nikah muda, siapa
takut!”
@for MC thanks, you make me inspired you.