Pages

Sabtu, 11 Juli 2015

Selasa, 27 Januari 2015

Burung Terbang Jadi Santapan Pemburu Brutal

Aksi Unjuk Rasa Gafatar mendapat pengawalan ekstra
dari pihak keamanan yang akhirnya memaksa acara
dibubarkan. 


Beterbangan burung-burung di pulau dewata, seraya berkata Atas Nama Tuhan Yang Maha Esa
Empat sarang pun terbangun dengan cepatnya
Berdiri, duduk untuk mengabdi
Menebar kasih pada setiap diri



Langkah demi langkah terjalin dengan indah
Bunda Fenti salah satu peserta unjuk rasa.
Terasa manis buah yang tercipta
Dijadikan potret Sang Pencipta
Merasuki setiap diri dan jiwa

Kini, burung-burungpun terkenal
Jadi santapan para pemburu yang brutal
Luar biasa, kau cabik-cabik ranahKu
Kau habisi tempat pengabdianKu

Kini. kau tancapkan benih permusuhan
Seraya kau berujar
Enyahlah dirimu, kau bukan makhluk hidup disini
Kau gunakan harta dan tahtamu
Untuk menutupi misi risalah Tuhan
Bunda Sarah salah satu peserta Unjuk Rasa.

Maka, kini saatnya Tuhanpun berkata dalam sejarah
Binasalah kedua tangan Bapak Api
Sesungguhnya, dia akan binasa
Tidak berfaedah kepadanya, harta bendanya dan apa yang ia akan usahakan

Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak
Dan begitu pula istri-istrinya pembawa kayu bakar
Yang di lehernya ada tali dari sabut
Segala Puji hanya kepada Tuhan Semesta Alam
Tuhan Yang Maha Esa

(Puisi ini karya Haekal Kamil Putra Muhtadi, rencanya akan dibacakan pada saat Aksi Unjuk Rasa Damai Gerakan Fajar Nusantara Bali pada tanggal 27 Januari 2015, namun karena ulat sudah membuat gatal, jadi aksinya belum selesai terpaksa dibubarkan).

Diberdayakan oleh Blogger.
Powered By Blogger

Pengikut